Kamis, 24 September 2015

Resiko dalam budidaya ayam petelur horn/ras

Resiko dalam usaha budidaya ayam petelur.Beberapa hal yang menjadi faktor keberhasilan dalam usaha ternak ayam ras petelur adalah sebagai berikut.
•    Sifat ayam petelur biasanya memerlukan suasana tenang, pencahayaan yang cukup dan perlakuan dari petugas kandang yang hati-hati.
•    Ayam ras sangat sensitif terhadap perubahan manajemen baik dalam hal pakan, tenaga kerja maupun lingkungan sekitar, sehingga memerlukan pengawasan yang ketat.
•    Perubahan secara mendadak yang tidak diinginkan ternak akan dapat menurunkan produksi telur sampai 50%.
•    Menghadapi pasar yang semakin mengglobal, persaingan yang kemungkinan datang berasal dari negara lain, sehingga perlu diwaspadai.
•    Pola konsumsi masyarakat sering fluktuatif harus selalu diantisipasi secermat mungkin.
•    Teknologi pemeliharaan ayam petelur memerlukan upaya sebaik-baiknya dalam hal menjaga standar kebutuhan pakan baik kuantitas maupun kualitas, cahaya dan suasana lingkungan.
•    Usaha ayam ras petelur dituntut untuk selalu menghasilkan produk yang diinginkan konsumen dalam hal warna, ukuran dan kualitas bahkan bentuk kemasan yang sesuai dengan tuntutan selera masyarakat.
•    Adanya persaingan global, maka tuntutan untuk berproduksi dengan harga yang lebih murah juga menjadi keharusan, sehingga perlu diantisipasi melalui penerapan atau pengenalan teknologi (pakan, obat-obatan dan peralatan) yang efisien.
•    Kerjasama antar peternak kecil, menengah dengan perusahaan besar untuk menjamin kelangsungan produksi dan pemasaran.
•    Mengantisipasi fluktuatif harga produksi dan sarana produksi dengan perencanaan dan evaluasi jangka panjang.
Penyebab Kegagalan
 

Beberapa hal yang menjadi faktor kegagalan dalam usaha ternak ayam ras petelur adalah sebagai berikut.
•    Tidak cermat dalam manajemen pemeliharaan yang dapat mengakibatkan kematian tinggi atau penurunan produktivitas dan kualitas.
•    Tidak mampu dalam mengantisipasi perubahan.
•    Sistem pengadaan pakan tidak memadai, seperti dalam pengangkutan dan penyimpanan pakan.
•    Penanganan kesehatan kurang teratur.
•    Memulai usaha pada saat yang tidak tepat karena tidak adanya upaya memprediksi situasi yang fluktuatif atau keterbatasan kemampuan dalam strategi investasi.
•    Bagi pelaku yang baru memulai usaha, cenderung tidak menguasai teknik peramalan yang cermat serta kepercayaan berlebihan (over convident).
•    Penurunan harga secara mendadak yang sering terjadi karena produksi yang melimpah dari wilayah lain.

0 komentar:

Posting Komentar